Naik-Turun Kunjungan Wisman di Era Presiden Jokowi, Apa Penyebabnya?

Traveling116 Views

Era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadirkan dinamika tersendiri dalam industri pariwisata Indonesia. Salah satu indikator yang paling banyak mendapat sorotan adalah jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman). Dari catatan data selama beberapa tahun terakhir, tren kunjungan wisman mengalami naik-turun yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari kebijakan pemerintah hingga kondisi global. Mari kita cermati lebih jauh, bagaimana pola kunjungan wisman di era Jokowi dan apa saja yang menjadi pendorong serta penghambatnya.

Kebangkitan Pariwisata di Awal Kepemimpinan Presiden Jokowi

Saat pertama kali menjabat pada 2014, Presiden Jokowi memiliki visi kuat untuk menjadikan pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi. Pemerintah gencar melakukan promosi besar-besaran dan meluncurkan program 10 Bali Baru—sebuah inisiatif untuk menciptakan destinasi wisata kelas dunia selain Bali.

Upaya tersebut berbuah manis. Pada tahun-tahun awal, jumlah kunjungan wisman menunjukkan peningkatan signifikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2015, Indonesia berhasil menarik sekitar 9,73 juta wisman, naik sekitar 3,18% dari tahun sebelumnya. Tren ini terus berlanjut hingga 2019 dengan jumlah kunjungan mencapai puncak, yaitu 16,11 juta wisman.

Pandemi COVID-19, Tantangan Terberat Pariwisata

Namun, memasuki tahun 2020, gelombang pandemi COVID-19 mengguncang seluruh sektor ekonomi global, termasuk pariwisata. Indonesia, yang sebelumnya menjadi magnet bagi pelancong mancanegara, mengalami penurunan drastis dalam kunjungan wisman. Banyak negara memberlakukan pembatasan perjalanan, dan Indonesia sendiri menutup akses masuk bagi turis asing untuk menekan penyebaran virus.

Akibatnya, jumlah kunjungan wisman anjlok tajam pada 2020, hanya mencatatkan sekitar 4 juta kunjungan—angka terendah dalam beberapa dekade terakhir. Pada 2021, situasi semakin memburuk, dengan kunjungan wisman hanya mencapai 1,56 juta, turun sekitar 61,57% dibandingkan 2020.

Pemulihan Perlahan di 2022

Seiring dengan meredanya pandemi dan pelonggaran aturan perjalanan internasional, sektor pariwisata mulai bangkit kembali pada 2022. Kunjungan wisman perlahan meningkat, didukung oleh kebijakan pembukaan kembali destinasi wisata dan percepatan vaksinasi di seluruh dunia. Meskipun belum kembali ke angka sebelum pandemi, pertumbuhan jumlah wisatawan asing mulai terlihat.

Data BPS menunjukkan bahwa pada 2022, Indonesia berhasil menarik lebih dari 5 juta wisman. Angka ini menjadi sinyal positif, meskipun masih jauh di bawah target awal pemerintah untuk mencapai 20 juta kunjungan pada 2024.

Faktor Pendorong dan Penghambat Kunjungan Wisman Presiden Jokowi

Beberapa faktor yang mendorong kenaikan kunjungan wisman selama era Jokowi adalah:

  1. Kebijakan Bebas Visa: Pemerintah Indonesia memberikan bebas visa kepada warga negara dari 169 negara, sehingga lebih mudah bagi turis untuk berkunjung.
  2. Peningkatan Infrastruktur: Pembangunan infrastruktur di berbagai destinasi wisata, seperti bandara, jalan tol, dan pelabuhan, membuat akses menuju lokasi wisata lebih mudah.
  3. Promosi Digital: Penggunaan media sosial dan platform digital dalam mempromosikan keindahan Indonesia turut memperkuat daya tarik negara ini di mata wisatawan asing.

Namun, ada pula beberapa faktor penghambat yang menyebabkan fluktuasi jumlah kunjungan, seperti:

  1. Pandemi COVID-19: Ini adalah faktor utama yang menyebabkan penurunan drastis kunjungan wisman pada 2020 dan 2021.
  2. Krisis Ekonomi Global: Perlambatan ekonomi global dan ketidakpastian geopolitik juga memengaruhi daya beli wisatawan dan keinginan untuk bepergian.
  3. Isu Keamanan dan Bencana Alam: Beberapa insiden terkait keamanan serta bencana alam seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi turut mengurangi minat wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia.

Masa Depan Pariwisata di Era Jokowi

Dengan sisa masa jabatan yang tersisa, Presiden Jokowi terus mendorong pemulihan pariwisata Indonesia. Berbagai inisiatif seperti revitalisasi destinasi unggulan dan peningkatan promosi di pasar-pasar potensial dilakukan untuk menarik lebih banyak wisman. Pemerintah juga bekerja sama dengan sektor swasta untuk menciptakan destinasi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, demi menjaga daya tarik wisata di masa depan.

Meski tantangan masih ada, terutama dalam hal persaingan dengan negara-negara tetangga seperti Thailand dan Vietnam, harapan untuk bangkitnya pariwisata Indonesia tetap besar. Dengan strategi yang tepat dan kondisi global yang membaik. Indonesia memiliki peluang untuk kembali menarik jutaan wisatawan mancanegara dan menjadikan pariwisata sebagai sektor andalan dalam memacu pertumbuhan ekonomi nasional.

Kesimpulan

Perjalanan kunjungan wisman di era Jokowi penuh dengan dinamika. Dari peningkatan signifikan pada awal masa jabatan hingga tantangan besar akibat pandemi. Namun, dengan berbagai kebijakan strategis yang sudah dan terus dilakukan. Sektor pariwisata Indonesia memiliki potensi besar untuk kembali menjadi pemain utama di kawasan Asia Tenggara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *